Blogger Widgets

Minggu, 01 Februari 2015

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

a.    Umur
Daya tahan kardiorespiratori akan semakin menurun sejalan dengan bertambahnya umur, namun penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolahraga teratur sejak dini (Moeloek, 1984 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011). Kebugaran meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25 – 30 tahun, kemudin akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8 – 1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya (Buku Panduan Kesehatan Bagi Petugas Kesehatan, 2002 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
b.   Jenis Kelamin
Perbedaan kebugaran antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan kekuatan maksimal otot yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, hormon, kapasitas paru-paru, dan sebagainya. Sampai pubertas biasanya kebugaran pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas kebugaran laki-laki dan perempuan biasanya semakin berbeda, terutama yang berhubungan dengan daya kardiorespiratori. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak, adanya perbedaan hormone testosterone dan estrogen, dan kadar hemoglobin yang lebih rendah (Ruhayati dan Fatmah, 2011).  
c.    Genetik
Level kemampuan fisik seseorang dipengaruhi oleh gen yang ada dalam tubuh. Genetik atau keturunan yaitu sifat-sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir. Sifat genetik mempengaruhi perbedaan dalam ledakan kekuatan, pergerakan anggota tubuh, kecepatan lari, kecepatan fleksibilitas, dan keseimbangan pada setiap orang. Selain itu, sifat genetik mempengaruhi fungsi pergerakan anggota tubuh dan kontraksi otot. Hal ini berhubungan dengan perbedaan jenis serabut otot seseorang, dimana serabut otot skeletal memperlihatkan beberapa struktural, histokimiawi, dan sifat karakteristik yang berbeda-beda (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
d.   Aktivitas Fisik
Secara teoritis tingkat kebugaran setiap orang berbeda-beda artinya tidak semua orang memiliki kebugaran jasmani pada kategori yang memadai. Aktivitas jasmani merupakan fungsi dari kebugaran jasmani maka seseorang yang tidak memiliki kebugaran jasmani memadai, produktivitasnya juga tidak akan sebaik orang yang memiliki kategori kebugaran baik. Begitu juga sebaliknya seseorang yang tidak melakukan aktivitas jasmani memadai tidak akan memiliki kebugaran yang baik (Mahardika, 2009).
Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kebugaran jasmani, latihan fisik yang bersifat aerobik dilakukan secara teratur akan mempengaruhi atau menigkatkan daya tahan kardiovaskular dan dapat mengurangi lemak tubuh (Depkes, 1994 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
Para ahli epdemiologi membagi aktivitas fisik ke dalam dua kategori, yaitu aktivitas fisik terstruktur (kegiatan olahraga) dan aktivitas fisik tidak terstruktur (kegiatan sehari-hari seperti berjalan, bersepeda dan bekerja) (Williams, 2002 dalam Fatmah, 2011). Menurut Baecke (1982) dalam Ruhayati dan Fatmah (2011), terdapat tiga aspek bermakna dapat menggambarkan tingkat aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan, olahraga dan kegiatan di waktu luang. Banyaknya aktivitas fisik berbeda pada tiap individu tergantung pada gaya hidup perorangan dan faktor lainnya.
Aktivitas fisik yang dilakkan secara teratur dapat mengurangi risiko terhadap penyakit seperti cardiovaskuler disease (CDV), stroke, diabetes mellitus dan kanker kolon. Selain itu juga memberikan efek positif terhadap penyakit sepertu kanker payudara, hipertensi, osteoporosis dan risiko jatuh, kelebihan berat badan, kondisi muskuloskleletal, gangguan mental dan psikologikal dan mengontrol perilaku yang berisiko seperti merokok, alkohol, serta juga dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja (WHO, 2008 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
Aktivitas fisik rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran seseorang, di antaranya yaitu: 1) peningkatan kemampuan pemakaian oksigen dan curah jantung, 2) penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan efisiensi kerja otot jantung, 3) mencegah mortalitas akibat gangguan jantung, 4) peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik, 5) peningkatan tubuh (berkaitan dengan gizi tubuh), 6) meningkatkan kemampuan otot, dan 7) mencegah obesitas (Astrand, 1992 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
Kebiasaan olahraga defenisikan sebagai suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan terentu dengan tujuan meningkatkan efisisensi fungsi tubuh yang hasilnya adalah meningkatkan kebugaran jasmani. Sedangkan kualitas olahraga adalah penilaian terhadap aktivitas olahraga berdasarkan frekuensi dan lamanya berolahraga setiap kegiatan dalam seminggu. Olahraga dapat meningkatkan kebugaran apabila memenuhi syarat-syarat berikut (Depkes, 1994 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011):

·      Intensitas Latihan
Makin besar intensitas latihan, makin besar pula efek latihan tersebut. intensitas kesegaran jasmani sebaiknya antara 60 – 80% dari kapasitas aerobik yang maksimal. Intensitas latihan yang dianjurkan untuk olahraga kesehatan adalah antara 72% dan 78% dari denyut nadi maksimal.
·      Lamanya Latihan
Jika kita menghendaki hasil latihan yang baik, berarti cukup bermanfaat bagi kesegaran jantung dan tidak berbahaya, maka harus berlatih sampai mencapai training zone yaitu selama 15 – 25 menit.
·      Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas dan lamanya latihan. Olahraga dilakukan secara teratur setiap hari atau 3 kali seminggu minimal 30 menit setiap berolahraga.
Pengukuran terhadap aktivitas fisik tergolong kompleks dan tidak mudah pendekatan telah dikembangkan, diantaranya adalah klasifikasi pekerjaan, observasi perilaku, penggunaan alat sensor gerakan, penandaan fisologis (detak jantung) serta penggunaan calorimeter. Namun, metode yang paling umum digunakan saat ini adalah self-reported survey (survey dengan pelaporan diri) (Haskell dan Kierman, 2000 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011). Pelaporan dapat dilakukan dengan kuisioner recall yang dikembangkan oleh Baecke, et.al (1982).
Berdasarkan riset yang dilakukan terdapat tiga aspek yang secara bermakna dapat menggambarkan tingkat aktivitas fisik seseorang, yaitu pekerjaan, olahraga dan kegiatan di waktu luang. Oleh karena itu, kuisioner ini meninjau aktivitas fisik pada tiga aspek tersebut yang mencakup kategori terstruktur dan tidak terstruktur, yaitu aktivitas fisik saat bekerja, berolahraga dan aktivitas fisik pada waktu luang sehingga dapat diperoleh gambaran keseluruhan aktivitas fisik seorang individu (Baecke, et.al, 1982 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
e.    Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok terutama berpengaruh pada daya tahan kardiovaskuler. Pada asap tembakau terdapat 4% karbonmonoksida (CO). daya ikat (afinitas) CO pada hemoglobin sebesar 200 – 300 kali lebih kuat dari oksigen. Hal ini berarti CO lebih cepat mengikat hemoglobin daripada oksigen. Padahal, hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen keselurug tubuh, dengan adanya ikatan CO pada hemoglobin maka akan menghambat pengankutan oksigen ke jaringan tubuh yang memerlukan (Astrand, 1992 dalam Ruhayati dan Fatmah, 2011).
f.     Status Gizi
Ketersediaan zat gizi dalam tubuh akan berpengaruh pada kemampuan otot berkontraksi dan daya tahan kardiovakuler. Untuk mendapatkan kebugaran yang baik, seseorang haruslah melakukan latihan-latihan olahraga yang cukup, mendapatkan gizi yang memadai untuk kegiatan fisiknya, dan tidur (Ruhayati dan Fatmah, 2011).
Status gizi adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat keseimbangan dari intake  makanan dan penggunaannya oleh tubuh yang dapat diukur dari berbagai dimensi (Jelliffe dan Jelliffe, 1989 dalam Fatmah, 2011). Menurut Almatsier (2009) dalam Ruhayati dan Fatmah (2011) status nutrisi (nutritional status) adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.

Tes dang Pengukuran Kebugaran Jasmani

Tes Dan Pengukuran Kebugaran Jasmani

1. Materi Tes Dan Pengukuran Kebugaran Jasmani

Tes dan pengukuran kebugaran jasmani bertujuan untuk mengukur tingkat kebugaran seseorang yang berhubungan dengan kemampuannya. Tujuan pengukuran kebugaran jasmani adalah:

1. Untuk mendorong dan memobilisasi setiap anggota masyarakat khususnya masyarakat pelajar agar lebih memahami dan menghayati langsung hakekat dan manfaat jasmani, sebagai kebutuhan pokok dalam pembinaan pola hidup sehat.

2. Untuk mengukur tingkat perkembangan kebugaran jasmani

Jenis tes yang biasa digunakan ialah tes kebugaran jasmani indonesia. Jenis tes ini sering digunakan di sekolah karena mudah dilaksanakan, biayanya tidak banyak dan hasilnya dapat diandalkan.

No.
Item Tes
Peserta SMU
Putra
Putri
Satuan Ukuran
1.
2.
3.
4.
5.
Lari
Angkat Tubuh
Baring Duduk
Loncat Tegak
Lari Jarak Menengah
60
60
60
3 X
1200
50
30
60
3 X
1000
Meter
Detik
Detik
Loncatan
Meter

2. Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
  • Peseta tes harus benar-benar sehat dan siap melaksanakan tes
  • Dua jam sebelum tes peserta harus sudah makan
  • peserta harus memakai pakaian olah raga
  • Peserta hendaknya memahami dan mengerti pelaksanaan tes. Peserta perlu diberi kesempatan untuk mencoba gerakan yang akan dilakukan.
  • Peserta agar melakukan pemanasan terlebih dahulu
  • Sertiap peserta tes diberikan formulir untuk mencatat hasil setiap tes yang dilakukan
  • Peserta yang tidak dapat melakukan satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal dan tidak diberi nilai
  • Peserta tes disarankan memakai nomor dada yang jelas untuk dilihat
  • Tes dilakukan secara secara berurutan, dari tes yang satu ke tes yang lain tanpa istirahat
3. Petunjuk Pelaksanaan

  1. Tes Lari Cepat
     Tes lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang.

  • Alat dan Perlengkapan: Lintasan Lari, Bendera start, peluit, tiang pancang, stopwatch, dan Nomor dada.
  • Petugas tes: Petugas tes terdiri dari pemberi aba-aba pemberangkatan, pencatat waktu kedatangan dan pencatatan hasil
  • Pencatatan hasil: Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai pelari untuk menempuh jarak tertentu. Waktu pencatatan sampai persepuluh detik. Misalnya "1,40" detik
    2. Tes Angkat Tubuh untuk putra

     Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan, ketahanan, dan kekuatan otot lengan bahu :
  • Alat dan fasilitas: Lantai yang rata dan bersih, palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, stopwatch, serbuk kapur atau magnesium sikarbonat untuk tangan para peserta, nomor dada, dan formulir tes peserta perorangan atau gabungan.
  • Petugas tes : Yaitu pengambil waktu, penghitung gerakan, pencatat hasil.
  • gerakan: tubuh diangkat dengan cara menekuk atau melipat siku sehingga dagu menyentuh atau dada berada dibelakang palang, selama melakukan gerakan ujung kepala sampai ujung kaki berada dalam satu garis lurus, gerakan itu dilakukan berulang ulang sebanyak-banyaknya selama 60 detik tanpa istirahat.
  • pencatat hasil: Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna, yang dicatat adalah jumlah frekwensi yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna  tanpa istirahat selama 60 detik.

    3. Tes angkat Tubuh Untuk Putri

  • Sikap Permulaan: Peserta berbaring terlentang di atas lantai atau rumput. Kedua lutut lurus dan keduatangan memegang palang paling tengah. telapak tangan menghadap ke arah kepala. Kedua ibu jari berada diantara palang dan kepala serta lengan lurus ke atas dengan jarak selebar bahu membentuk sudut 90 derajat.
  • Gerakan : (1) Tubuh diangkat dengan membengkokkan kedua siku sehingga dagu menyentuh palang tunggal, kemudian kembali ke sikap semula. Gerakan di hitung satu kali. (2) Selama melakukan gerakan, kepala sampai ujung kaki tetap berada dalam satu garis lurus. (3) Gerakan itu dilakukan berulang-ulang tanpa istiraha selama 30 detik.
  • Angkatan di anggap gagal apabila : (1) Pada waktu mengangkat badan , dagu tidak menyentuh palang tunggal. (2) Pada waktu mengangkat badan, pinggul tidak lurus dengan badan dan kaki. (3) Pada waktu mengangkat badan, lutut tidak lurus dengan salah satu atau keduanya.
  • Mencatat Hasil: (1) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan secara sempurna. (2) Yang dicatat adalah jumlah frekwensi angkatan yang dilakukan secara sempurna selama 60 detik.
   4. Baring Duduk 60 Detik

  • Tujuan :  Tujuan tes adalah untuk mengukur kekuatan otot perut.
  • Alat dan Fasilitas :  (1) Lantai atau lapangan rumput yang bersih atau matras. (2) Stopwatch, (3) Nomor dada. (4) Formulir perseorangan atau gabungan. (5) Alat Tulis.
  • Petugas tes: (1) Pengamat waktu. (2) Penghitung gerakan. (3) Pencatat Hasil.
  • Pelaksanaan: 
  1. Sikap permulaan: (1) Peserta berbaring terlentang di atas lantai/rumput/matras, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90 derajat, kedua tangan diletakkan di kepala dengan kedua jari tangan terjalin dan kedua tangan menyentuh lantai. (2) Seorang membantu memegang atau menekan kedua pergelangan kaki peserta agar tidak terangkat.
  2. Gerakan : (1) Pada aba-aba ya peserta mulai melakukan gerakan baring duduk. (2) Gerakan itu dilakukan secara berulang-ulang dengan cepat tanpa istiraha sebanyak mungkin selama 60 detik.
  3. Gerakan dianggap gagal apabila: (1) Kedua tangan terlepas sehingga jari-jari tangan tidak terjalin lagi. (2) Lutut ditekuk lebih besar dari 90 derajat. (3) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha. (4) Ada waktu istirahat diantara keduanya.
  4. Pencata hasil: (1) Yang dihitung adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna tanpa istirahat selama 60 detik. (2) Peserta yang tidak dapat melakukan tes baring duduk walaupun telah berusaha, hasilnya ditulis dengan angka nol. 
   5. Loncat Tegak
  1. Tujuan loncat tegak adalah mengukur tenaga eksplosif seseorang.
  2. Alat dan fasilitas: (1) Dinding yang rata dengan lantai yang cukup luas. (2) papan berwarna gelap dengan ukuran 30 X 15 cm. berskala satuan dengan ukuran cm yang dipasang pada dingding jarak antara lantai dan angka nol yaitu 150 cm. (3) Serbuk kapur yang warnanya berbeda dengan warna papan. (4) Alat penghapus. (5) Nomor dada. (6) Formulir perseorangan atau gabungan. (7) Alat tulis
  3. Petugas tes: sebagai pengamat atau pembaca hasil tes.
  4. Pelaksanaan: (1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekuk lutut dan kedua lengan diayunkan kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan sehingga menimbulkan bekas di papan yang berhasil diraih. (2) Ulangi loncatan itu sampai tiga kali secara berturut-turut.
  5. Pencatatan Hasil: Hasil yang di catat adalah; (1) Tinggi raihan tanpa loncatan. (2) Tinggi raihan dari loncatan yang pertama. (3) tinggi raihan dari loncatan yang kedua. (4) Tinggi raihan dari loncatan yang ketiga. (5) Tinggi raihan pertama, kedua, dan ketiga diambil yang paling tinggi. 
Selanjutnya materi tes dan pengukuran kebugaran jasmani dapat diolah melalui Pengolahan hasil Tes Pengukuran Kebugaran Jasmani

Unsur yang ada pada Kebugaran Jasmani

Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani

http://klimg.com/kapanlagi.com/p/WomanRunning_theamazingpage.jpg
Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Tahun 2003, menjelaskan unsur-unsur kebugaran jasmani atau kondisi fisik ada 10 komponen. Komponen tersebut sebagian besar merupakan “unsur-unsur kebugaran jasmani yang sangat dibutuhkan oleh seseorang agar mampu melakukan aktivitas secara efisien dan produktif, baik sewaktu bekerja, maupun berolahraga”, Halim 2004:5). Unsur-unsur kebugaran jasmani yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu:
1. Daya Tahan (Endurance), dalam Unsur-unsur kebugaran jasmani dalam hal Daya Tahan dikenal dua macam daya tahan, diantaranya:
  1. Daya tahan umum (general endurance), kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.
  2. Daya tahan otot (local endurance), kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
2. Daya Ledak Otot (muscular Explosive power)
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara eksplosif”  (Moeloek, 1984: 7). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak (power) = kekuatan (strenght) × kecepatan (velocity).
3. Kekuatan Otot (Strength)
adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
4. Kelenturan (Flexibility)
Adalah “kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian, meliputi hubungan antara bentuk persendian (tulang yang berbentuk sendi) , otot, tendo, ligament dan sekeliling persendian”(Moeloek, 1984: 9).
5. Kecepatan (Speed)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain. Hal ini merupakan kecepatan gerak dan eksplosif” (Sajoto, 1988: 17).
6. Kelincahan (Agility)
Adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik” (Moeloek, 1984: 8).
7. Koordinasi (Coordination)
Unsur-unsur kebugaran jasmani dengan Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
8. Keseimbangan (Balance)
Adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir).
9. Ketepatan (Accuracy)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh” (Sajoto, 1988: 18).
10. Reaksi (Reaction)
Adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain”

Aktivitas yang ada di dalam Kebugaran Jasmani

AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI

imageA. Konsep dan Teori Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang
berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain.Kebugaran ada hubungannya dengan kesehatan karena kesehatan merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Konsep kebugaran fisik sekarang dapat dibedakan antara kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja (performance).
a. Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan tingkat kebugaran yang cukup dari empat komponen kebugaran jasmani, yaitu:
1). Kebugaran jantung, paru-paru, dan peredaran darah.
2). Lemak tubuh.
3). Kekuatan otot.
4). Kelenturan.
Komponen kebugaran tersebut akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Contoh yang berkaitan dengan aktivitas fisik ialah penyakit jantung koroner, obesitas (kegemukan), dan kelemahan sendi dan otot.
b. Kebugaran yang berkaitan dengan unjuk kerja membutuhkan suatu tingkat kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yang cukup tinggi. Untuk memiliki tingkat kebugaran yang cukup baik, diperlukan 4 komponen dasar kebugaran fisik, yaitu:
1). Ketahanan otot
2). Tenaga otot
3). Ketangkasan
4). Kecepatan
2. Kebugaran untuk Kehidupan Sehari-hari
Orang melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan olahraga karena ingin mempertahankan kebugaran jasmani. Olahraga yang teratur dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan. Sebagai contoh, seorang yang sudah terbiasa olahraga secara teratur, ia akan memiliki tingkat kebugaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berolahraga. Orang yang sering melakukan latihan kebugaran jasmani (olahraga) akan terhindar dari kelemahan dan kelelahan fisik.
Latihan yang kebugaran (olahraga) yang teratur, baik dan benar akan berpengaruh terhadap, beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
a. Pengaruh latihan akan meningkatkan efisiensi kerja jantung
b. Pengaruh latihan akan meningkatkan daya kerja paru-paru secara efisien
c. Pengaruh latihan akan meningkatkan tumbuh dan kurangnya pembuluh darah
d. Pengaruh latihan akan meningkatkan volume darah sehingga lebih meningkatkan sarana penyaluran oksigen lebih banyak keseluruh jaringan tubuh
e. Pengaruh latihan akan meningkatkan ketegangan otot dan pembuluh darah serta mengubah jaringan yang lemah dan lunak menjadi jaringan yang kuat dan kokoh.
f. Pengaruh latihan akan mengubah kondisi tubuh yang terlampau gemuk menjadi tegap dan berisi
g. Pengaruh latihan akan meningkatkan konsumsi oksigen secara maksimal
h. Pengaruh latihan dapat mengubah seluruh pandangan hidup kita
Secara singkat dapat dikatakan seorang yang aktif berolahraga atau rajin melakukan aktivitas jasmani, memperoleh berbagai manfaat bagi kesehatan. Karena dengan olahraga badan tetap bugar, metabolisme tubuh dan peredaran darah lancar, hal itulah manfaat terbesar yang diperoleh dari latihan kebugaran (olahraga) secara teratur, baik dan benar.

B. Peningkatan dan pemeliharaan kebugaran Kebugaran jasmani sangat penting dalam kehidupan sehari-hari agar kita terhindar dari penyakit yang selalu membanyangi kehidupan. Agar bermanfaat, dalam usaha peningkatan kesehatan harus dilakukan latihan secara teratur dan benar sesuai dengan kondisi tubuh.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan latihan kebugaran jasmani, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Dua jam sebelum latihan kita harus makan
b. Tidur harus cukup
c. Setiap latihan memakai pakian olahraga yang sesuai
2. Ukuran latihan
Ukuran latihan harus memenuhi 3 prinsip, yaitu:
a. Intensitas latihan
b. Lama latihan
c. Frekuensi latihan
d. Waktu latihan

C. Bentuk- bentuk latihan kebugaran jasmani Banyak sekali variasi bentuk latihan dalam peningkatan kesegaran jasmani, tergantung kebutuhan setiap individu. Adapun latihan peningkatan kebugaran jasmani antara lain, sebagai berikut:
1. Latihan kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekluatan otot adalah kemampuan yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan: (1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, (2) kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi tubuh untuk terhindar dari cidera. Bentuk latihannya anatara lain: berdiri menggunakan tangan, push up, sit up, back up, berjalan menggunangan tangan.
2. Latihan peningkatan kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan bukan hanya barati menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang singkat. Bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan: lari cepat dengan jarak antara 40-60 meter, lari dengan mengubah-ubah kecepatan, lari naik bukit, lari menuruni bukit, lari menaikki tangga.
3. latihan meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru
jenis-jenis latihan untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru adalah sebagai berikut:
a. Fartlek
Kombinasi antara lari pelan dan lari cepat yang bervariasi tanpa melakukan istirahat.
b. Cross Country
Lari jarak jauh melintasi alam terbuka dengan kecepatan sedang.
c. Sircuit Trainning
Suatu rangkian gerak dengan beberapa macam jenis gerakan yang dilakukan berpindah tempat secara cepat.
4. latihan kelentukan
kelentukan diartikan sama dengan keleluasan atau kemudahan gerakan, terutama pada otot-otot persendian. Latihan kelentukan bertujuan agar otot-otot pada sendi tidak kaku dan dapat bergerak dengan leluasa, tanpa ada ganguan yang berarti. Bentuk latihan kelentukan antara lain: latihan otot leher, latihan sendi bahu, latihan otot pinggang, latihan sendi pinggul, latihan sendi lutut, latihan pergelangan tangan, latihan kombinasi.

D. Prinsip-prinsip Latihan Kebugaran Pada saat ini kita sering mendengar istilah kebugaran jasmani. Apakah kebugaran jasmani itu?kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdapat beberapa komponen yaitu:
1. Anatomical fitness (kebugaran tubuh)
2. Physiological fitness (kebugaran jasmani)
3. Psychological fitness (kebugaran mental/psikis)
Jadi yang dimaksud dengan physiological fitness adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologisnya terhadap keadaan lingkungan dan atau tugas fisik yang memerlukan kerja otak secara cukup efisien.
E. Contoh aktivitas untuk melihat tingkat kebugaran.
1. Lari sejauh 2,4 km/lari 12 menit/lari 6 putaran
a. Teknik dasar lari
1). Gerakan lari
• Frekiunsi gerakan kaki tidak terlalu cepat.
• Pengangkatan paha tidak terlalu tinggi.
• Pendaratan telapak kaki diawali dengan sisi luar kaki bagian tengah.
2). Posisi badan
• Agak condong ke depan membentuk sudut kurang lebih 10º (≤10º).
3). Gerakan tangan
• Kedua tangan diayun depan belakang beberapa sentimeter diatas pinggang.
c. Tujuan lari jarak 2,4 km.
• Dapat digunakan untuk mengetes kemampuan dan kesanggupan kerja fisik.
• Dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas jantung dan paru, bila dilakukan secara teratur dan baik.
c. Tes kebugaran dengan lari jarak 2,4 km.
1). Sarana
• Jalur datar dengan jarak tempuh 2.400 meter.
• Stop watch atau pengukur waktu yang lain yang dapat menukur jam, memit, detik.
• Alat tulis.
2). Persyaratan
• Tes sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan tidak melewati pukul 11,.00.
• Tes dilakukan pada lintasan datar atau rata.
• Tes dilakukan dengan cara berlari, apabila tidak kuat berlari terus-menerus dapat diselingi dengan jalan kaki kemudian lari lagi.
• Selama tes berlangsung tidak boleh berhenti atau istirahat makan atau minum.
3). Pelaksanaan
• Posisi berdiri pada garis start (start berdiri)
• Pada aba-aba “YA” lari menempuh jarak 2,4 km.
• Hasil lari dicatat setelah masuk garis finish dalam satuan menit dan detik.
4). Hasil
• Untuk mengetahui klasifikasi kebugaran jasmani atau kesegarannya, waktu tempu dicocokkan dengan tabel norma yang berlaku menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

Manfaat Kebugaran Jasmani


/*Iklan Adsense*/
MANFAAT KEBUGARAN JASMANI - Banyak orang saat ini yang tidak memperdulikan tentang Manfaar Kebugaran Jasmani. Padahal, Kebugaran Jasmani sangatlah penting untuk kita jaga dan kita pertimbangkan. Sebab, Kebugaran Jasmani Sangat bermanfaat bagi tubuh kita pada saat ini maupun untuk hari kedepannya.
 Manfaat Kebugaran Jasmani

Berikut ini merupakan Manfaat Kebugaran Jasmani yang bisa kita peroleh :

  1. Menurunkan Berat badan dan mencegah terjadinya Obesitas

  2. Mencegah Terjadinya Penyakit Jantung

  3. Mencegah terjadinya Penyakit Diabetes

  4. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

  5. Menambah Kecerdasan Otak

  6. Menurunkan Resiko Terserang Kanker

  7. Membuat Awet Muda

  8. Meningkatkan Kualitas Seks

Bagaiman ? Apakah anda masih tetap saja tidak memperdulikan kesegaran Jasmani Anda? Saya rasa hal demikian tidaklah terjadi lagi sejak hari ini untuk kedepannya :) . Nah, sampai disini dulu pembahasannya. Demikianlah Sedikit Artikel Kesehatan mengenai Manfaat Kebugaran Jasmani bagi tubuh kita yang dapat saya bagikan, Semoga bermanfaat bagi kita smua terutama bagi kita yang kurang peduli terhadap kebugaran jasmani kita sendiri.